JAWA dan kejawen seolah tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kejawen bisa jadi merupakan suatu sampul atau kulit luar dari beberapa ajaran yang berkembang di Tanah Jawa, semasa zaman Hinduisme dan Budhisme. Dalam perkembangannya, penyebaran islam di Jawa juga dibungkus oleh ajaran-ajaran terdahulu, bahkan terkadang melibatkan aspek kejawen sebagai jalur penyeranta yang baik bagi penyebarannya. Walisongo memiliki andil besar dalam penyebaran islam di Tanah Jawa. Unsur-unsur dalam islam berusaha ditanamkan dalam budaya-budaya jawa semacam pertunjukan wayang kulit, dendangan lagu-lagu jawa , ular-ular ( putuah yang berupa filsafat), cerita-cerita kuno, hingga upacara-upacara tradisi yang dikembangkan,khususnya di Kerjaan Mataram (Yogya/Solo).
Dalam pertunjukan wayang kulit yang paling dikenal adalah cerita tentang Serat Kalimasada (lembaran yang berisi mantera/sesuatu yang sakral) yang cukup ampuh dalam melawan segala keangkaramurkaan dimuka bumi. Dalam cerita itu dikisahkan bahwa si pembawa serat ini akan menjadi sakti mandraguna. Tidak ada yang tahu apa isi serat ini. Namun diakhir cerita, rahasia dari serat inipun dibeberkan oleh dalang. Isi serat Kalimasada berbunyi "Aku bersaksi tiada Tuhan Selain Allah dan Aku bersaksi Muhammad adalah utusan-Nya" ,isi ini tak lain adalah isi dari Kalimat Syahadat.
Dalam pertunjukan wayangpun sang wali selalu mengadakan di halaman masjid, yang disekelilingnya di beri parit melingkar berair jernih. Guna parit ini tak lain adalah untuk melatih para penonton wayang untuk wisuh atau mencuci kaki mereka sebelum masuk masjid. Simbolisasi dari wudu yang disampaikan secara baik.
Dalam perkembangan selanjutnya, sang wali juga menyebarkan lagu-lagu yang bernuansa simbolisasi yang kuat. Yang terkenal karangan dari Sunan Kalijaga adalah lagu Ilir-Ilir. Memang tidak semua syair menyimbolkan suatu ajaran islam, mengingat diperlukannya suatu keindahan dalam mengarang suatu lagu. Sebagian arti yang kini banyak digali dari lagu ini di antaranya :
Tak ijo royo-royo tak senggoh penganten anyar : Ini adalah sebuah diskripsi mengenai para pemuda, yang dilanjutkan dengan,
Cah angon,cah angon, penekna blimbing kuwi, lunyu-lunyu penekna kanggo seba mengko sore : Cah angon adalah simbolisasi dari manusia sebagai Khalifah Fil Ardh, atau pemelihara alam bumi ini (angon bhumi). Penekno blimbing kuwi ,mengibaratkan buah belimbing yang memiliki lima segi membentuk bintang. Kelima segi itu adalah pengerjaan rukun islam (yang lima) dan Salat lima waktu. Sedang lunyu-lunyu penekno , berarti, tidak mudah untuk dapat mengerjakan keduanya (Rukun islam dan salat lima waktu) ,dan memang jalan menuju ke surga tidak mudah dan mulus. Kanggo sebo mengko sore, untuk bekal di hari esok (kehidupan setelah mati).
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane : Selagi masih banyak waktu selagi muda, dan ketika tenaga masih kuat, maka lakukanlah (untuk beribadah).
Memang masih banyak translasi dari lagu ini, namun substansinya sama, yaitu membumikan agama,menyosialisasikan ibadah dengan tidak lupa tetap menyenangkan kepada pengikutnya yang baru.
Dalam lagu-lagu Jawa, ada gendhing bernama Mijil, Sinom, Maskumambang, kinanthi, asmaradhana,hingga megatruh dan pucung. Ternyata kesemuanya merupakan perjalanan hidup seorang manusia. Ambillah Mijil,yang berarti keluar, dapat diartikan sebagai lahirnya seorang jabang bayi dari rahim ibu. Sinom dapat di artikan sebagai seorang anak muda yang bersemangat untuk belajar. Maskumambang berarti seorang pria dewasa yang cukup umur untuk menikah, sedangkan untuk putrinya dengan gendhingKinanthi. Proses berikutnya adalah pernikahan atau katresnan antar keduanya disimbolkan dengan Asmaradhana. Hingga akhirnya Megatruh, atau dapat dipisah Megat-Ruh.Megat berarti bercerai atau terpisah sedangkan ruh adalah Roh atau jiwa seseorang. Ini proses sakaratul maut seorang manusia. Sebagai umat beragama islam tentu dalam prosesi penguburannya ,badan jenazah harus dikafani dengan kain putih, mungkin inilah yang disimbolkan dengan pucung (atau Pocong).
Kesemua jenis gendhing ditata apik dengan syai-syair yang beragam, sehingga mudah dan selalu pas untuk didendangkan pada masanya.
Ada banyaknya filsafat Jawa yang berusaha diterjemahkan oleh para wali, menunjukkan bahwa walisongo dalam mengajarkan agama selalu dilandasi oleh budaya yang kental. Hal ini sangat dimungkinkan, karena masyarakat Jawa yang menganut budaya tinggi, akan sukar untuk meninggalkan budaya lamanya ke ajaran baru walaupun ajaran tesebut sebenarnya mengajarkan sesuatu yang lebih baik,seperti ajaran agama islam . Sistem politik Aja Nabrak Tembok (tidak menentang arus) diterapkan oleh para sunan.
Tak uwisi gunem iki  (saya akhiri pembicaraan ini)
Niyatku mung aweh wikan (saya hanya ingin memberi tahu)
Kabatinan akeh lire (kabatinan banyak macamnya)
Lan gawat ka liwat-liwat (dan artinya sangat gawat)
Mulo dipun prayitno (maka itu berhati-hatilah)
Ojo keliru pamilihmu (Jangan kamu salah pilih)
Lamun mardi kebatinan (kalau belajar kebatinan)

Tembang ini menggambarkan nasihat seorang tua – (pinisepuh) kepada mereka yang ingin mempelajari kabatinan atau kejawen. Kiranya perlu dipahami bahwa tujuan hakiki dari kejawen adalah mendapatkan ilmu sejati untuk mencapai hidup sejati, dan berada dalam keadaan harmonis hubungan antara kawula dan Gusti ( jumbuhing kawula Gusti )/pendekatan kepada Yang Maha Kuasa secara total.

Keadaan spiritual ini bisa dicapai oleh setiap orang yang percaya kepada Tuhan, yang mempunyai moral yang baik dan jujur, beberapa laku harus dipraktekkan dengan kesadaran dan ketetapan hati yang mantap.Pencari dan penghayat ilmu sejati diwajibkan untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi semua orang melalui rasa hati dan tindakannya. Cipta, rasa, karsa dan karya harus baik, benar, suci dan ditujukan untuk mamayu hayuning bawono. Ati suci jumbuhing Kawulo Gusti – hati suci itu adalah hubungan yang serasi antara Kawulo dan Gusti, tidak perlu diragukan bahwasanya kejawen merupakan aset dari orang Jawa tradisional yang mengandung nilai-nilai universal. Pandangan kejawen bisa memberikan sumbangan kepada perdamaian dan kemakmuran dunia.

Lakukan dengan santai

Beberapa pembaca mendapatkan bahwa keterangan yang singkat padat mengenai kejawen, seperti yang sudah diutarakan diatas, yang terdiri dari : kawruh ilmu umum dan pengalaman-pengalaman beberapa piyayi sepuh sebagai hal yang sangat menarik. Beberapa orang menghargai tujuan dari ajaran spiritual ini, tetapi katanya sulit atau berat untuk dilaksanakan, seorang piyayi sepuh memberikan nasehat yang sederhana : lakukan dengan santai.

Kejawen itu kawruh ilmu yang fleksibel, pertama-tama kamu diminta untuk memahami, jangan paksakan diri, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kiranya tidak sulit bagimu untuk menjadi orang jujur. Sebagai tuntunan moral dan kehidupan, kamu diwajibkan untuk selalu bersyukur kepada Gusti, Tuhan yang maha kuasa yang telah memberimu kesempatan hidup didunia ini.

Sebagai orang yang bertanggung jawab, kamu mempunyai kewajiban :

1. Bekerja dengan patut untuk memenuhi kebutuhanmu sendiri dan keluarga
2. Peliharalah baik-baik kesehatan ragamu, sehingga kamu juga akan mempunyai pikiran dan jiwa yang sehat. Merawat raga dengan baik itu sangat penting untuk semua aktivitas lahir dan batin.
3. Mempunyai budi luhur.

Dengan melakukan kewajiban-kwajiban diatas, akan lebih mudah bagimu untuk menyumbang kepada masyarakat, orang lain, negara dan dunia.

Hubungan dengan Tuhan.

Biasa orang berkata, bahwa bahwa hubungan dengan Tuhan itu persoalan pribadi. Itu benar, karena hanya dirimu sendirilah yang tahu, bagaimana hubungan dengan Tuhan, apakah itu biasa-biasa saja, mendalam atau tulus.Mungkin saja kamu sendiri tidak tahu atau mungkin kamu berusaha untuk memahami Tuhan, atau sama sekali tidak perduli, yang penting kamu percaya kepada adanya Tuhan.

Apakah sudah cukup dengan mengatakan bahwa kamu percaya kepada Tuhan ? orang bijak akan menjawab “ Tidak, itu tidak cukup “. Dalam hatimu, kamu mangagungkan asmaNYA, dan hal yang paling baik kamu memuja Tuhan. Kamu boleh menyebut Tuhan dalam bahasamu sendiri atau seperti yang diajarkan oleh agama atau kepercayaanmu, supaya merasa lebih dekat kepada Tuhan. Orang itu mempunyai yang berbeda-beda, ada orang yang selalu mumuji Tuhan sejak masa-masa kanak-kanak, ada yang ingat Tuhan hanya pada waktu mengalami kesulitan, sakit atau menghadapi masalah pelik. Sebagai pegangan umum, kamu boleh berdoa kepada Tuhan setiap saat, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. Tetapi untuk menjadi lebih dekat kepada Tuhan, kamu diwajibkan untuk mempunyai waktu khusus untuk menyembahNYA.

Siapkan dirimu, bersih jiwa raga, ditempat yang bersih dan tenang, bisa dikamar bisa diluar rumah, ataupun ditempat-tempat suci, katakanlah doamu dan kehendak baikmu kepada Gusti kang paring nugroho – Tuhan Yang Maha Pengasih yang memberimu kenyamanan, dengan semua kehendak dan perbuatanmu yang baik, Tuhan akan memberikan kepadamu kehidupan yang nyaman bagimu dan keluargamu. Para penghayat kejawen melakukan doa, biasanya pada malamhari sebelum tidur. Pada siang hari mereka bekerja menunaikan kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Persiapkanlah dirimu, berada sendirian dikamar, badan dalam keadaan rilek, dengan hati yang tenteram, kamu boleh duduk bersila dilantai atau duduk santai dikursi, katakanlah doamu yang khusuk, katakanlah permohonanmu dengan jelas dan dengan sepenuh hati. Jangan malu-malu untuk memohon ampun atas segala kesalahanmu kepada Tuhan dan berjanjilah untuk tidak membuat kesalahan lagi.

Apabila kamu tidak letih, kamu bisa melakukan latihan spiritual dengan memusatkan seluruh perhatian kepada Tuhan, dengarkanlah suara nafasmu dengan penuh perhatian, tarik nafas, keluarkan nafas secara perlahan-lahan selama lebih kurang 10 menit. Lalu dengan perasaan yang tenteram pergilah tidur, besuk kamu bangun pagi-pagi dengan badan yang fit dan pikiran yang jernih, siap untuk bekerja.

Lakukanlah ini secara teratur, sampai kamu merasa bahwa itu sama sekali tidak merupakan beban bagimu. Itu kewajiban yang kamu kerjakan dengan senang hati, kamu bisa menambahkan waktu dari latihan pernafasan menjadi 15 atau 20 menit atau lebih, tetapi ingat, jangan memaksakan kemampuan ragamu. Apabila kamu masih mempunyai waktu dan tidak capai pergilah keluar rumah, berdirilah dibawah langit kira-kira selama 5 menit untuk menghirup udara bersih, tetapi bila keadaannya tidak memungkinkan, misalnya karena hujan, cuaca buruk dan lain-lain, bukalah jendela untuk beberapa saat atau berdiri di balkom rumah itu sangat bagus menentramkan pikiran dan hatimu.

Sebisa mungkin itu lakukan dengan teratur pada waktu kamu sehat, oleh karena itu menjaga kesehatan itu penting, komsumsilah makanan yang berkualitas baik dengan lebih sedikit daging, lakukan olah raga atau senam secara teratur, bekerjalah dengan baik, beristirahatlah yang cukup lalu sediakan waktu untuk beberapa menit untuk berdoa dan melakukan latihan spiritual, dengan begitu kamu akan mempunyai keseimbangan hidup, kamu mempunyai hidup normal dan pada waktu yang bersamaan kamu lebih dekat kepada Tuhan.

Orang baik dan sehat.

Dengan cara melakukan cara hidup seperti diatas, kamu menjdi sehat secara fisik dan mental, dalam keadaan lebih baik. Dalam pekerjaan kamu menjadi lebih produktif, dalam keluarga kamu menjadi lebih baik, kamu hidup dengan bahagia, kamu menjadi lebih bijak, orang yang suka menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Biasanya secara normal latihan pernafasan itu baik untuk kesehatanmu, itu membuat jantungmu lebih kuat dan badanmu dalam kondisi yang lebih baik.

Latihan pernafasan atau yang lebih serius disebut meditasi atau dalam Jawa disebut Semedi, baik juga untuk pikiran dan perasaanmu, itu akan membuat kamu lebih sabar dan kamu akan mampu mengontrol dengan lebih mudah segela kehendak. Kamu berada dalam jalan yang benar, kalau kamu merasa seperti itu, artinya kamu adalah orang baik dan sehat, kamu adalah aset berharga untuk keluargamu dan masyarakat, artinya itu sempurna lanjutkanlah lakumu dengan penuh percaya diri.

Kamu hidup dijalan yang baik dan benar, diberkahi oleh Tuhan, kamu sehat mempunyai pikiran yang logis, dan jiwa yang bersih, kamu selalu berdoa dan melakukan meditasi. Kamu menghendaki untuk memperdalam ilmu spiritualmu supaya lebih dekat kepada Tuhan, untuk mengetahui rahasia hidup.

Sekarang, kamu siap untuk menumbuhkan rasamu, itu tidak sulit, lakukanlah terus meditasi denganposisi ( patrap ) yang sama yang enak buat kamu, kamu akan memperbaiki kualitas dari latihan pernafasan, kalau tidak “ tarik nafas “ dan “ keluarkan nafas “ sekarang menjadi :

1. Tarik nafas, pelan, tenang
2. Tahan nafas, umtuk beberapa saat
3. Keluarkan nafas, pelan, tenang

Fokuskan pandangan ke pucuk hidungmu, dengarkanlah baik-baik suara nafasmu, ini supaya kamu tidak memikirkan hal lain. Cobalah untuk mengkonsentrasikan pikiran rasa kepada Tuhan Yang Maha Agung. Lakukan itu dengan santai untuk 10, 15 atau 30 menit kalau tidak capai dan ada waktu., kerjakan itu setingkat demi setingkat dan jangan pernah memaksakan diri.

Latihan ini menumbuhkan roso sedikit demi sedikit, bersamaan dengan tumbuhnya roso, cipta juga akan tumbuh, ketika cipta lebih kuat, keinginan baik akan terealisir. Sementara itu sedikit demi sedikit roso akan menjadi roso sejati, roso sejati ini adalah pemberian dzat yang suci, kamu mempunyai itu namun kamu harus menumbuhkannya. Secara spiritual, roso sejati bisa menerima sasmita ( pesan ) dan dawuh atau ( perintah ) yang selalu benar dari hidupmu yang sejati. Jadi latihan itu bisa merupakan latihan untuk cipta dan pada saat lain untuk roso, sekali lagi lakukan dengan sikap santai, jangan memaksa diri, lalu pergilah keluar rumah untuk mengirup udara segar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, inilah cara yang efektif untuk membantu menumbuhkan roso.

Saudara-saudara halus

Harap dibaca kembali artikel Cipta Tunggal bab.16 untuk mengingat kembali siapakan mereka itu, mereka itu selalu bersama kamu, menjaga kamu dimanapun kamu berada. Mungkin kamu tidak menyadari bahwa mereka itu menolongmu dalam setiap saat kegiantanmu, mereka akan senang, bila kamu memperhatikan mereka, mengetahui akan keberadaan meraka. Adalah bijaksana untuk meminta mereka supaya berpatisipasi dalam setiap kegiatan yang kamu lakukan, seperti : minum, makan, belajar, bekerja, meyopir, mandi dam lain-lain.

Dalam batin kamu mengundang mereka, misalnya :

1. Semua saudara halusku, saya mau makan, bantulah saya ( ewang-ewangono ) artinya mereka itu akan membantumu, sehingga kamu selamat pada saat makan dam makanan itu juga baiak untukmu.
2. Semua saudara halusku, bantulah saya untuk menyopir mobil dengan selamat sampai kantor. Ini artinya kamu kan menyopir dengan selamat sampai ke kantor, tidak ada kecelakaan yang terjadi pada kamu, pada mobil dan yang lain-lain.
3. Semua saudara halusku, saya akan bekerja, bantulah saya supaya bisa meyelesaikan pekerjaan ini dengan baik dan lain-lain.

Tetapi kamu jangan meminta partisipasi mereka pada waktu kamu mau tidur, untuk hal itu kamu harus berkata : saya mau tidur lindungilah saya ( reksanen ) pada waktu saya tidur, kalau ada yang mengganggu atau membahayakan, bangunkanlah saya, sambil membaringkan badan ditempat tidur sebelum menutup mata, dengan meletakkan tangan kanan didada, menyentuh jantung, katakanlah : “ saya juga hidup “

Dengan mengenali mereka artinya kamu memperhatikan mereka dan sebaliknya mereka pun mengurusi kamu. Kalau kamu tidak memperhatikan mereka, mereka tidak akan berbuat apapun untuk menolongmu, mereka mengharap supaya secepatnya kamu kembali ke asalmu, supaya mereka itu secepatnya terbebas dari kewajibannya untuk mendampingimu. Ketika kamu kembali kealam kelanggengan, mereka juga akan pergi dan berharap diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dilahirkan sebagai manusia dengan jiwa dan raga dalam hidup baru mereka di dunia.

Weton adalah peringatan hari lahir seseorang yang terjadi setiap 35 hari sekali. Untuk orang Jawa tradisional mengetahui wetonnya itu penting dan harus diingat kapan wetonnya itu, dengan mengetahui tanggal, bulan, tahun kelahiran seseorang bisa ditentukan hari wetonnya.

1. Pada saat weton biasanya akan dibuat semacam sesaji sederhana yang berupa secawan bubur merah putih dan satu gelas air hangat. Pemberian ini adalah untuk saudara-saudara halus, dengan mengatakan: ini untuk semua saudara halusku, aku selalu ingat kamu, mengenali kamu, maka itu bantulah dan jagalah aku. Sesaji sederhana ini juga untuk mengingatkan dan bersyukur kepada ibu dan ayah, karena melalui merekalah kamu dilahirkan dan hidup di dunia ini. Selanjutnya untuk mengingat dan menghormati para leluhur dab yang paling penting untuk mengingat dan memuji Sang Pencipta Hiduo, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Cara yang lengkapuntuk meyebut saudara-saudara halus tersebut adalah : Mar marti, kakang kawah, adi ari-ari, getih puser sedulur papat, kalimo pancer .

- Bantulah saya ........................(katakan apa keperluanmu)

- Jagalah saya pada waktu saya tidur

Sebaliknya kamu menyebut nama mereka dengan lengkap sehingga kamu menjadi biasa dengan mereka (jumbuh) misalnya untuk beberapa bulan. Sesudah itu kamu boleh memanggil mereka semua : saudara halusku.

Tetapi pada saat kamu berdoa atau meditasi, kamu menyebut dengan nama lengkap, juga pada saat kamu memberikan sesaji untuk mereka, katakanlah nama mereka satu demi satu. Kamu hendaknya tahu bahwa kakang kawah dan adi ari-ari adalah yang paling banyak membantu kamu. Kakang kawah selalu berusa dengan sebaik-baiknya supaya semua keinginan dan usahamu terealisir sedangkan adi ari-ari selalu berusaha menyenangkan kamu.

Oleh karena itu pada saat kamu akan melakukan hal yang penting atau sebelum berdoa, sesudah menyebutkan nama lengkap mereka satu persatu, ulangi lagi dengan menyebut kakang kawah dan adi ari-ari untuk membantumu.

2. Selain memberikan sesaji kepada saudara-saudara halus kamu bisa menyucikan diri, antara lain dengan cara berpuasa selama 24 jam, hanya makan buah dan sayuran ; makan nasi putih dan minum air putih ; tidur sesudah tengah malam atau tidak tidur sama sekali dan lain-lain.

Ada juga yang melakukan selama tiga hari berturut-turut, yaitu satu hari sebelum weton, pada saat weton dan sehari sesudah weton yang disebut Ngapit.dengan selalu meminta partisipasi dari saudara-saudara halusmu, ini berarti kamu aktif secara lahir maupun batin

Yang melakukan sesuatu itu bukan hanya aku, tetapi Ingsun yaitu aku-lahir, luar (jobo) bersama dengan aku dari batin (jero). Maka itu orang Jawa yang mau melakukan hal penting berkata : Niat Ingsun.

Dengan melakukan laku spiritual seperti tersebur diatas, biasanya orang berharap supaya hidupnya selamat dan sejahtera, atau untuk penghayatan ilmu sejati merasa lebih dekat kepada hidup sejati atau kasunyatan.
http://rahasiakehidupanmanusia.blogspot.co.id/2013/02/rahasia-mistik-kejawen.html

Ing Kekayon wayang purwa kang kaprahe kasebut Gunungan, ana kono gambar Macan, Bantheng, Kethek lan Manuk Merak. Kocape kuwi mujudake Sedulur Papat mungguhing manungsa. Kewan cacah papat mau nggambarake nafsu patang warna yaiku : Macan nggambarake nafsu Amarah, Bantheng nggambarake nafsu Supiyah, Kethek nggambarake nafsu Aluamah, lan Manuk Merak nggambarake nafsu Mutmainah

SEDULUR PAPAT LIMA PANCER Njupuk sumber saka Kitab Kidungan Purwajati seratane, diwiwiti saka tembang Dhandanggula kang cakepane mangkene:

"Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwang"



Ritual Mencari Pesugihan di Dalam Masyarakat Jawa ( Mistis Kejawen )

Terdapat Belenggu Okultisme dan Kuasa Gelap



Kesaksian-life kembali membagi kebenaran tentang Ritual Masyarakat Jawa, kita sama-sama akan belajar. Ketika saudara membaca judul ini tentang ritual, pasti banyak dari antara kita sudah tahu. Setiap suku memiliki ritualnya masing-masing, kali ini yang saya ingin bagikan di blog ini ritual dari suku Jawa, yang saya ambil dari teman blogger.. sahabat-gembala. blogspot.com. Cukup menarik untuk di baca karena kebenaran ini di ambil dari sebuah Buku yang dapat dipercayai.. Selamat membaca..GBU





BAB 1

Pendahuluan

1.1.  Latar Belakang

Persoalan hidup manusia sangatlah kompleks. Kekomplekan tersebut juga menyangkut keyakinan terhadap sesuatu yang dapat memberikan pengaruh kepadanya. Dilatarbelakangi oleh keadaan, kesulitan hidup mendorong manusia untuk membuat pola keagamaan yang dipercaya dapat memecahkan problematika kehidupannya. Dalam masyarakat Jawa terdapat sebuah keyakinan yang sudah turun-temurun dilakukan yaitu mencari pesugihan. Mencari pesugihan memang sangat jarang diucapkan secara jelas (vulgar) karena sebenarnya ada unsur perasaan isin (malu) yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Untuk membuat makna yang berbeda maka kebanyakan orang menyebut dengan arti : “ ngalap berkah (mencari berkat)”.




Ngalap berkah dalam masyarakat Jawa dilakukan ditempat-tempat yang dianggap keramat atau wingit. Demikian waktu yang dipilih pun tidak setiap hari tetapi ada hari-hari khusus misalnya setiap malam Jumat dan Selasa. Keyakinan tersebut sampai saat ini belum luntur. Ritual mencari pesugihan atau ngalap berkah telah menjadi menjadi sebuah kepercayaan yang turun temurun dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa. Tempat-tempat keramat atau wingit tersebut di kalangan masyarakat Jawa sangatlah popular dan disebut sebagai wisata religi. Pengaruh ritual mencari pesugihan yang dilaksanakan oleh sebagaian masyarakat Jawa mempunyai pengaruh bahwa ketika kesulitan datang mereka dapat mencari pertolongan di tempat-tempat keramat tersebut dengan melakukan samadi, nglakoni, berpuasa, berdoa bahkan mengorbankan sesuatu sebagai tumbal.



Ritual mencari kekayaan tidaklah jauh dari tempat tinggal orang-orang Kristen karena di setiap daerah hampir ada tempat untuk melakukannya. Alasan inilah yang mendorong penulis untuk menyoroti ritual mencari pesugihan dalam perspektif iman Kristen. Dengan dasar bahwa iman Kristen harus berdiri teguh pada keyakinan akan Kristus Yesus sebagai sumber kehidupan. Dalam kitab Roma 1:16, 17 dikatakan: “Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."



1.2.   Rumusan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang meluas maka penulis membahas ritual mencari pesugihan yang dilakukan oleh orang Jawa.



1.3.  Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah adalah untuk memberi kontribusi kepada umat Kristiani dan para hamba Tuhan supaya dapat mencegah terjadinya praktik okultisme dalam kehidupan umat-Nya.





BAB 2

Praktik Okultisme Dalam Ritual Mencari Pesugihan

2.1.  Pengertian

Ritual pesugihan mempunyai arti sebuah usaha untuk mendapatkan kekayaan duniawi dengan melakukan ritual-ritual, pengorbanan (wadal & tumbal) di tempat-tempat keramat. Mencari pesugihan tidak hanya dilakukan oleh orang-orang kaya tetapi semua lapisan masyarakat Jawa melakukan; mulai dari kalangan pejabat, usahawan, sampai pada bakul (penjual kecil-kecilan). Alasan mereka untuk mencari pesugihan di antaranya adalah :

ü  Supaya usaha dan berjualan lancar

ü  Jabatan dalam pemerintahan atau perusahaan tidak lengser

Orang Jawa menggemari melakukan ziarah termasuk ritual mencari pesugihan. Meskipun mereka menganut agama formal namun orang Jawa secara sadar dan tidak sadar adalah penganut kejawen. Pandangan kejawen mengenai Tuhan mereka dalami dengan suatu anggapan bahwa Tuhan adalah penyebab dari segala sesuatu di seluruh alam semesta. Menurut Koentjaraningrat, sumber utama konsep mengenai Tuhan dari pengikut kejawen adalah buku nawaruci. Dalam buku itu Tuhan dilambangkan sebagai makhluk yang sangat kecil. Ia dapat melihat seluruh jagat raya dengan terang benderang. Tuhan dilambangkan dengan wujud makhluk dewa dan dapat masuk ke dalam hati sanubari manusia. Tetapi Tuhan juga besar dan luas seperti samudera.



Konsep mistik Dewa ruci memunculkan dua aliran yaitu:

v  Pandangan Tuhan yang bersifat panteistis.Menganggap Tuhan sebagai yang terbesar,tak terbatas dan sebagai keseluruhan alam semesta.Tetapi Tuhan dapat berbentuk kecil sehingga dimiliki oleh seseorang.

v  Pandangan Monistis.Menganggap Tuhan sebagai Maha Besar,tetapi berada di dalam segala bentuk kehidupan di alam semesta ini,termasuk manusia,yang hanya merupakan ufuk yang sangat kecil diantara segala-gala hal.



Dalam konsep keyakinan ini, orang Jawa mengenal banyak sekali tokoh-tokoh keramat diantaranya guru agama, tokoh sejarah, tokoh pahlawan, keturunan keraton sampai tokoh-tokoh mitologi yang muncul dalam dunia pewayangan. Untuk menghormati dan menghidupkan tokoh-tokoh keramat maka di berbagai tempat dibangun makam-makam keramat (pepundhen). Pada akhirnya tempat tersebut dijadikan tempat ziarah. Sistem keyakinan kejawen juga mengenal roh-roh yang baik, yang bukan nenek moyang atau kerabat yang telah meninggal, yaitu dhanyang, bahurekso, sing ngemong, dan widadari.



Dhanyang adalah roh yang menjaga dan mengawasi seluruh masyarakat (desa, dukuh); bahureksa adalah penjaga tempat-tempat tertentu seperti bangunan umum, sumur tua, hutan, tikungan, jembatan pohon, goa dan sebagainya. Sing ngemong adalah roh yang menjaga kesejahteraaan seseorang dipandang sebagai saudara kembar dari jiwa seseorang (dapat bandingkan dengan ari-ari ketika seorang bayi lahir dipendam di depan rumah dan diberi lampu). Sedangkan widadari adalah dianggap sebagai wanita cantik yang tempatnya di langit dan yang berbuat baik kepada manusia.



Di samping tokoh-tokoh baik di kenal pula tokoh-tokoh jahat yang dapat menuntut balas atas pertolongan dan keuntungan yang telah diberikan kepada manusia.Misalnya thuyul, yaitu: dibayangkan sebagai manusia kecil (kerdil) yang dapat mencari kekayaan dengan cara mencuri milik orang lain. Sehingga bila ada orang di suatu desa menjadi kaya dapat dituduh memelihara thuyul.



2.2.   Kegiatan Ritual dalam mencari pesugihan

2.2.1.  Sesajen

Untuk dapat memperoleh kekayaan seseorang harus melakukan ritual tertentu. Ritual merupakan tata cara atau system yang harus dilakukan dalam melakukan pemujaan kepada roh-roh. Ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa juga sangat kental dengan pemujaan kepada roh-roh. Dalam ritual tersebut seseorang harus menyajikan sesajen (sajian) misalnya makanan, daging ayam, dan sayur tertentu.


Sesajen yang telah dipersiapkan adalah masakan matang yang kemudian di bawa ketempat tertentu untuk diadakan doa. Sesajen merupakan anggapan bahwa makanan tersebut disajikan kepada roh yang berkuasa di tempat tersebut.



2.2.2.   Laku

Laku adalah suatu tindakan ritual kepercayaan Jawa untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Pada hari-hari besar, orang Jawa melakukan ritual puasa, tirakat, atau mengendalikan diri. Mereka juga melakukan lara pula (asketis) seperti berpuasa dan bersemadi. Laku atau ngalakoni dapat dilakukan di rumah atau tempat-tempat ziarah sebagai syarat untuk memperoleh kekayaan.



Laku tapa brata dalam masyarakat Jawa dianggap oleh para pengikut kejawen sebagai sesuatu hal yang sangat penting dalam kesusatraan Jawa kuno. Konsep tapa brata diambil langsung dari Hindu tapas yang berasal dari buku-buku Veda. Selama berabad-abad para pertapa dianggap sebagai orang keramat. Mereka dianggap menjalankan kehidupan dengan ketat, disiplin tinggi dan menahan hawa nafsu. Dengan tapa brata, maka seseorang dapat mencapai tujuan yang sangat penting mendapatkan pangkat yang tinggi, menjadi sakti, termasuk memperoleh kekayaan. Menurut Koentjaraningrat, dalam orang Jawa dikenal berbagai cara bertapa, yaitu:

v  Tapa Ngalong,yaitu melakukan tapa model badannya tergantung terbalik,kedua kakinya diikat pada dahan pohon

v  Tapa Ngluwat,yaitu bersemadi di samping makam nenek moyang,angoota keluarga atau orang keramat (sakti),untuk jangka waktu tertentu

v  Tapa Bisu,yaitu menahan diri untuk berbicara.Tapa ini sebelumnya dimulai oleh suatu janji.

v  Tapa Bolot,yaitu tidak mandi dan tidak membersihkan diri selama jangka waktu tertentu.

v  Tapa Ngidang,yaitu berjalan-jalan sendiri masuk hutan

v  Tapa Ngramban, yaitu berada sendirian di dalam hutan hingga waktu tertentu hanya makan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitarnya.

v  Tapa Ngalambang,yaitu merendam diri di tengah sungai selama beberapa waktu yang sudah ditentukan.Dewi Anjani dalam cerita pewayangan melakukan ini.

v  Tapa Ngeli,yaitu bersemadi dengan membiarkan diri dihanyutkan arus air di atas sebuah rakit.

v  Tapa Tilem,dengan cara tidur untuk suatu jangka waktu tertentu tanpa makan apa-apa.Dalam cerita pewayangan dilakukan oleh : Kumbakarno dan Rahwan.

v  Tapa Mutih, yaitu hanya makan nasi saja tanpa lauk pauk

v  Tapa Mangan, yaitu dilakukan berdiri tidur tetapi tidak boleh makan.



Jenis bertapa berbagai model ini dilaksanakan tidak berdiri sendiri, tetapi dilakukan menurut aturan tertentu bahkan dibarengi dengan puasa dengan harapan orang yang melakukan dapat memperoleh wahyu.



2.3.    Tempat ziarah dan Mencari Pesugihan

2.3.1.   Pesarean Gunung Kawi

Gunung Kawi terletak di desa Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pesarean ini berada di lereng selatan gunung Kawi. Tempat ziarah ini merupakan makam mbah Djoego atau Kyai Zakaria II dan Raden Mas Imam Soedjono yang dimakamkan dalam satu liang lahat. Kyai Zakharia II dan RM Imam Soedono berada dari Keraton Mataram Kartosuro dan Yogyakarta



Gunung Kawi sekarang tidak hanya dikenal sebagai tempat wisata tetapi juga tempat ziarah komunitas Jawa dan China. Tempat Ziarah ini merupakan fenomena yang kompleks, terutama karena adanya nuansa pergulatan agama dan budaya lokal dalam arena mistisme gunung Kawi. Warisan budaya yang bersendi religi mistis kejawen sangat mewarnai suasana gunung Kawi. Dengan kedekatannya pada alam lereng gunung Kawi maka mistis kejawen sangat sulit dipisahkan dengan animisme dan dinamisme yang bersifat akulturatif dengan Islam.Fenomena wisata ziarah gunung kawi telah melahirkan kapitalisme dan desakralisasi di tengah askestisme (lara lapa) Jawa. Ribuan orang setiap Jumat Legi mengunjungi obyek wisata dalam rangka melakukan ritual termasuk mencari pesugihan.

Dalam ritual tersebut para pengunjung harus mengikuti syarat yang telah dikeluarkan oleh Yayasan Ngesti Godo selaku pengelola pesarehan Gunung Kawi, yaitu:

v  Bersih lahir batin,harus mandi,pakaian bersih dan sopan.Secara batin tidak boleh memikirkan hal-hal yang jelek.Perempuan haid tidak boleh masuk

v  Semua pengunjung yang masuk ke ruang pendopo harus melepaskan alas kaki

v  Setelah masuk ke ruang pesarean,pengunjung menyerahkan tabor bunga kepada Juru Kunci.Dialah yang kemudian menaburkan bunga ke pusara makam.



Ritual Mencari Pesugihan di Gunung Kawi

Dalam ritual gunung Kawi, para peziarah mempunyai keyakinan dapat memperoleh kekayaan dengan cara ziarah kubur. Peranan pohon besar bernama dewandaru yang diyakini mendatangkan kekayaan pun menjadi daya tarik yang mendapat perhatian para pengunjung. Para peziarah atau orang yang bermaksud mencari pesugihan datang ke gunung Kawi pada setiap malam Jumat Legi secara beramai-ramai dan mereka memusatkan ziarah kuburke makam Mbah Djoego dan Raden Mas Imam Soedjono. Selain hari khusus tersebut, para peziarah pada hari biasa juga cukup banyak. Para Peziarah harus membawa syarat-syarat untuk proses lelaku; misalnya membawa bunga, kemenyan, dan sesaji.



Pada hari-hari biasa di gunung Kawi diadakan acara selamatan tiga kali sehari yaitu pkl. 09.00, 14.00, dan 21.00. Hari khusus lainnya selain Jumat Legi adalah setiap tanggal 12 syuro. Di sana diadakan ritual tahlil akbar untuk memperingati meninggalnya Raden Mas Imam Soedjono.



Pesarean Gunung Kawi ini menjadi tempat yang terkenal dan mereka yang datang bertujuan untuk mencari berkah; yang ada kaitannya dengan ekonomi, lancar rejeki, sukses usaha, berhasil dalam kerja. Fenomena mencari kekayaan dengan datang ke gunung Kawi berlangsung terus dan orang mengklaim mengalami peningkatan ekonomi dari ritual tersebut.



2.3.2.    Sendang Bulus Jimbung

Legenda

Munculnya legenda Sendang Bulus Jimbung adalah Adanya sebuah kerajaan Wiratha dengan ratu Ari Ratu Warasugha. Ia pemimpin yang adil dan bijaksana. Ratu mempunyai seorang putra bernama Raden Patahwan yang tampan dan tersohor. Sementara di Purwodadi ada kerajaan bernama Kalingga. Raja Kalingga mempunyai seorang putri bernama Dewi Wahdi.Putri ini setuju untuk diperistri oleh Raden Patahwan, sanga raja Kalinga setuju, tetapi untuk membuktikan bahwa rakyat Wiratha jujur, maka raja meletakkan sebuah bokor kencana yang berisi emas. Ternyata seorang pun dari rakyat Wiratha tidak ada yang mengambilnya. Namun Pada suatu hari Raden Patahwan sedang berjalan-jalan dan terjatuh, kakinya mengenai bokor kencana sehingga berubah posisinya. Kejadian tersebut oleh Ratu Wiratha diindikasikan bahwa Raden Patahwan hendak mencuri bokor. Hingga akhirnya sang Pangeran di hukum dipotong satu kakinya yang menyentuh bokor.



Untuk menghilangkan kesedihan maka pangerean berjalan dan sampai di gunung Buthak dan atas petunjuk kakinya sembuh. Hingga akhirnya ia terus berjalan dan sampai di suatu tempat yang ia namakan kerajaan Jimbun.



Tempat ziarah ini terletak di Jimbung, Kalikotes, Klaten. Orang-orang yang datang ke Sendang Bulus Jimbung sering mengadakan semadi atau menyepi dengan tujuan untuk memperoleh kekayaan atau ingin laris dalam usaha dagang. Pada acara perayaan syawalan selalu meriah dan dilakukan pasar malam selama tujuh hari tujuh malam. Pengunjung yang mempunyai maksud tertentu, misalnya untuk tirakatan, atau permohonan tertentu biasanya melakukan tirakat pada hari Jumat Kliwon atau selasa Kliwon. Sesajen yang mereka berikan melalui juru kunci adalah bunga setaman, kemenyan dan uang wajib.



Ritual Mencari Pesugihan di Sendang Bulus Jimbung

Para peziarah menemui juru kunci dan menyampaikan maksud kedatangannya. Mereka yang datang membawa kembang setaman, kemenyan dan uang wajib. Kemudian lewat juru kunci menyampaikan ujubnya kepada Nyai Poleng dan Nyai Remeng. Para peziarah mengucapkan mantera dan doa dipandu oleh juru kunci. Disana mereka juga menaburkan bunga ke air sendang, kemudian para peziarah mengambil air untuk membasuh muka, kedua tangan dan kakinya. Ada juga yang mengadakan tirakat dan semedi di sekitar lokasi sendang.



Upacara kupatan juga diselenggarakan di Sendang ini. Hingga sekarang dalam penyelenggaraan upacara kupatan, para peziarah yang berhasil mendapatkan ketupat dalam acara sesajian, merasa dirinya mendapat berkah. Ketupat yang diperolehnya itu ada yang digunakan untuk memberi makan bulus di Jimbung, ada juga yang digunakan untuk memberkati sawah dengan cara menebarkan ketupat di sawah dan ladangnya.





Tidak ada pantangan bagi pengunjung Sendang Jimbung. Tidak ada pantangan bagi pengunjung yang hendak mengikuti upacara syawalan atau kupatan. Pantangan hanya berlaku pada peziarah khusus. Mereka harus mantap hati dalam mencari pesugihan, bila tidak maka akan mendapat resiko yaitu badannya dapat berubah warna menjadi belang-belang dan permohonannya tidak akan terkabulkan. Namun bagi yang terkabulkan akan ada akibat yaitu tubuhnya menjadi belang-belang dan jika perubahan itu sudah ke pusar maka biasanya orang tersebut akan mati.



2.3.3.    Gunung Kemukus

Gunung Kemukus terletak di desa Pendem, Sumber Lawang, Sragen. Tempat ziarah ini berada 30 km dari kota Solo. Di gunung ini terdapat sebuah makam yang dikeramatkan yaitu makam Pangeran Samodra. Pada umumnya orang yang datang ke gunung Kemukus adalah untuk mencari berkah, keberhasilan atau memperoleh kekayaan duniawi. Sebenarnya ada banyak tujuan lain seperti mencari jodoh, meminta agar naik pangkat, jabatan dan mendapat seks bebas. Seorang laki-laki dapat melakukan dengan pelacur atau bukan pelacur. Perempuan atau laki-laki yang datang mencari kekayaan harus mencari pasangan lawan jenis dan melakukan hubungan intim dengan pasangan yang tidak sah. Sehingga para peziarah yang mencari kekayaan akan juga terjerembab ke dalam masalah hubungan seks bebas.



Hari Jumat Kliwon dan Jumat Pon ritual mencari pesugihan di gunung Kemukus merupakan hari yang paling ramai dikunjungi namun malam satu syuro juga menjadi puncaknya. Para peziarah ternyata juga datang dari berbagai kota seperti Bandung, Surabaya, Jakarta dan kota-kota lain. Selain melakukan hubungan intim dengan seks bebas para peziarah juga menaikkan doa kepada arwah pangeran Samodra



Para pencari pesugihan memunyai keyakian bahwa ketika mereka mendatangi gunung Kemukus melakukan ritual yang telah ditentukan mereka mengalami peningkatan ekonomi, usaha pertanian lancar, dan laris dalam usaha dagangnya.



Ritual mencari pesugihan di gunung Kemukus

Proses ritual ziarah di gunung Kemukus terbagi dalam beberapa waktu, yaitu waktu kunjungan yang umum terjadi di malam Jumat Pon dan Jumat Kliwon. Pada malam Jumat Pon pengunjungnya lebih banyak. Puncak ritual adalah pada malam satu Syuro. Malam Jumat Kliwon diyakini malam meninggalnya pangeran Samodra. Ritual yang dilakukan adalan para pencari pesugihan mencari pasangan yang akan diajak berhubungan intim. Para peziarah yang datang ke makam pangeran Samodra pertama adalah membawa bunga, sebelum berdoa dan memohon sesuatu para peziarah melakukan tabor bunga di atas makam. Bunga tersebut sebelumnya diberikan kepada juru kunci untuk didoakan diasapi dengan kemenyan. Demikian pula para peziarah memberikan amplop kepada juru kunci.



Pada malam satu Syuro diadakan ritual penyucian kelambu makam, dan barang-barang pusaka (keris, tombak, dan lainnya) yang dialirkan ke sungai di kaki gunung Kemukus.





2.3.4.  Tempat peziarah di daerah Jawa

Selain tempat-tempat yang disebutkan di atas sebenarnya masih banyak tempat keramat untuk mencari pesugihan diantaranya:

Ø  Parangkusumo di Bantul Jogjakarta

Ø  Makam raja-raja Imogiri di Bantul Jogjakarta

Ø  Makam Nyai Barat ketiga di Ngawen,Klaten

Ø  Sendang Kamulyan,Sentolo,Kulon Progo

Ø  Balakan Sokoharjo

Ø  Gunung Srandil Cilacap



Dalam setiap tempat ziarah dan mencari berkah (pesugihan), di tempat tersebut ditandai adanya makam dari tokoh yang dianggap terkenal dari suatu kerajaan. Tokoh tersebut dianggap mempunyai pengaruh tertentu. Kegiatan ziarah pada dasarnya adalah memohon berkah dari arwah demi kelancaran usahanya. Dalam ziarah perlu syarat-syarat tertentu baik yang sifatnya mental maupun fisik.



BAB III

Ritual Mencari Pesugihan Dalam Masyarakat Jawa Dalam Perspektif Iman Kristen

3.1.    Larangan Mencari Pesugihan Menurut Firman Allah

Firman Allah secara jelas melarang orang untuk melakukan pemujaan kepada arwah atau roh-roh animisme dan dinamisme. Dalam perspektif Kristiani orang yang melakukan kegiatan ritual pemujaan mencari pesugihan sesungguhnya berjalan ke dalam kegelapan dan mengikat hubungan dengan maut. Dalam kitab Yeheziel 13:18, 20: Katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Celakalah dukun-dukun perempuan, yang mengikatkan tali-tali azimat pada semua pergelangan dan mengenakan selubung pada kepala semua orang, tua atau muda, untuk menangkap jiwa orang. Apakah kamu hendak menangkap jiwa orang yang termasuk umat-Ku dan membiarkan orang-orang lain hidup untuk kepentinganmu? Kamu melanggar kekudusan-Ku di tengah-tengah umat-Ku hanya demi beberapa genggam jelai dan beberapa potong roti, dengan membunuh orang-orang yang tidak patut mati, dan membiarkan hidup orang-orang yang tidak patut hidup, dalam hal kamu berbohong kepada umat-Ku yang sedia mendengar bohong. Oleh sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku akan menentang tali-tali azimatmu, dengan mana kamu menangkap jiwa orang dan Aku akan mengoyakkannya dari tanganmu dan melepaskan seperti burung-burung, orang-orang yang kamu tangkap.




Dari ayat di atas jelas bahwa mencari pertolongan (termasuk mencari pesugihan) dengan datang ke tempat keramat sama artinya dengan menyerahkan jiwa kepada para dukun. Karena dalam ritual mencari pesugihan ada sesuatu yang harus dibayar (tumbal) orang harus mengorbankan dirinya, atau bahkan anaknya sebagai bayaran setelah memperoleh harta. Penyembahan kepada roh atau sesembahan mempunyai arti penyembahan kepada setan. Di sini ada esensi bahwa ketika orang menyembah setan berarti mengikatkan dirinya kepada maut.



Dalam pandangan Kristiani jelas bahwa orang yang mencari pesugihan dengan datang ke tempat keramat adalah termasuk terikat okultisme atau kuasa gelap. Dan ikatan yang dibuat tersebut dapat mendatangkan kutukan atau pun kerusakan yang sifatnya mendasar karena menyangkut jiwa manusia. Yehezkiel 13:21-23: Aku akan mengoyakkan selubungmu dan akan melepaskan umat-Ku dari tanganmu dan mereka tidak lagi menjadi mangsa di dalam tanganmu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.Oleh karena kamu melemahkan hati orang benar dengan dusta, sedang Aku tidak mendukakan hatinya, dan sebaliknya kamu mengeraskan hati orang fasik, sehingga ia tidak bertobat dari kelakuannya yang fasik itu, dan kamu membiarkan dia hidup.Oleh sebab itu kamu tidak lagi melihat perkara-perkara yang menipu dan mengucapkan tenungan-tenungan bohong; Aku akan melepaskan umat-Ku dari tanganmu dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."



Orang yang melakukan ritual mencari pesugihan dan berorientasi kepada kekayaan duniawi dapat melegalkan berbagai cara supaya tujuannya tercapai, sehingga mereka dapat kehilangan akal budi sehat dan mereka tidak dapat mengerti kebenaran-kebenaran Allah. Roma 1:18-22: Sebab murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman.Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap.Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh.





Dari firman Allah di sini jelaslah bahwa manusia kerapkali tidak dapat mengucap syukur atas segala berkat yang dikaruniakan oleh Allah. Manusia mencoba cara sendiri untuk memperoleh kekayaan dan mereka mencari dengan cara jalan pintas yaitu meminta pertolongan kepada roh-roh setan yang berada di tempat-tempat keramat.



3.2.  Ritual dan Korban melawan kehendak Allah

Alam raya dan segala isinya diciptakan oleh Allah. Namun manusia telah menyeleweng dari kebenaran firman Allah. Demi kekayaan atau harta manusia mengikuti keyakinan hatinya sendiri dengan cara melakukan penyembahan kepada roh-roh atau arwah. Ritual mencari pesugihan memuat ritual pemujaan kepada roh-roh tersebut. Mereka menuhankan orang-orang ternama dan mengkeramatkan tokoh-tokoh untuk membantu mereka menjadi kaya dalam materi.



Ritual yang dibuat oleh pengelola makam menunjukkan bahwa manusia mempunyai ketundukan lebih kepada kuasa gelap dan pada wahyu-wahyu gelap. Kedudukan para pencari kekayaan yang menyembah setan secara otomatis menentang Allah sebagai Pencipta alam semesta. Karena letak makam tersebut berada di lereng gunung dan terdapat pohon-pohon yang besar, maka ritual mencari kekayaan tersebut tidak terlepas dari penyembahan kepada roh animisme dan dinamisme. Berkaitan dengan hal tersebut, firman Allah menegaskan dalam Yeremia 10:3,5: Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu? Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah. Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baik pun tidak dapat."





Dalam kitab 2 Raja-raja 21:3 juga ditegaskan : Ia (Manasye) mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan Ahab, raja Israel, dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya. Disinilah Allah selalu menentang dengan berbagai ritual penyembahan berhala atau meminta pertolongan kepada kuasa lain.



Korban dalam suatu ritual mutlak diperlukan. Tanpa korban serasa tidak ada yang dapat diharapkan. Ritual mencari kekayaan kerapkali meminta korban manusia, baik itu anaknya, istri/suami bahkan dirinya sendiri. Korban sama pentingnya dengan laku yang lain karena merupakan syarat untuk memperoleh kekayaan atau kesuksesan dalam materi. Orang harus berpuasa dan menyiksa dirinya untuk memperoleh kekayaan, mereka bahkan mengorbankan diri dengan pelacuran seperti di gunung Kemukus.



Mereka menahan nafsu seperti di sendang Jimbung. Namun kesemuanya itu hanyalah sebuah cara untuk meraih keserakahan harta atau materi yang duniawi. Para pencari kekayaan yang terlibat okultisme secara jelas menunjukkan gejala ini.



Kolose 2:18 : “Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi”



Untuk menghindari ikatan okultisme melalui mencari kekayaan, maka perlu diketahui tentang data Iblis sebagai penipu manusia dan bapak pendusta, yaitu Data yang jelas dinyatakan oleh Alkitab tentang iblis adalah sebagi berikut:

Ø  Iblis itu ada ( I Tawarikh 21:1,Ayub 1:16-21, 1 Petrus 5:8-9)

Ø  Iblis senang menaburkan benih yang jahat ( Matius 13:39)

Ø  Iblis menjadi musuh orang beriman ( 1 Petrus 5:8 )

Ø  Iblis adalah penguasa kegelapan ( Efesus 6:21)

Ø  Iblis adalah roh najis ( Matius 12:43)

Ø  Penghulu Setan ( Matius 10:25,Matius 12:24)

Ø  Iblis datang hanya untuk mencuri,membunuh dan membinasakan ( Yohanes 10:10)

Ø  Iblis adalah bapak pendusta,bapak perjinahan dan pembunuh manusia ( Yohanes 8:44 )



3.3.  Iman Kristen

Iman Kristen menekankan bahwa segala berkat bersumber dari Kristus. Kekayaan yang sejati berasal dari Kristus. Iman Kristen menegaskan bahwa kepercayaan kepada Kuasa kebangkitan Kristus harus mengalahkan kepentingan manusia secara materi. Sehinga gereja mempunyai tanggung jawab yang utama untuk membawa umat Allah datang kepada Kristus, mengenal Allah secara pribadi.



Yesaya 45 :3: “Aku akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi, supaya engkau tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allah Israel, yang memanggil engkau dengan namamu.”



Kesulitan adalah sebuah realitas dalam kehidupan manusia. Namun demikian kesulitan harta dan ekonomi juga dapat dipecahkan dengan cara yang tepat berdasarkan iman Kristen. Gereja mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengangkat derajat ekonomi setiap warga jemaat. Tetapi itu semua dapat dimulai dari pembangunan iman yang benar dalam diri orang percaya.



Belenggu okultisme adalah sebuah tantangan yang nyata. Iman Kristen tidak hanya mempelajari gejala dan tindakan dari diri seseorang tetapi mempunyai tugas untuk membebaskan orang yang terbelenggu okultisme. Orang yang mencari kekayaaan melalui okultisme pastilah terikat karena mempunyai hubungan dengan dukun, mantera, tindakan nglakoni dan penyembahan kepada roh-roh nenek moyang. Jadi gereja harus menekankan pada jemaat, bahwa kekristenan adalah berpusat kepada karya keselamatan Kristus, dalam kitab Yakobus 5:3 dikatakan: “Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.”



3.4.    Spiritisme

Agar dapat berkomunikasi dengan berbagai roh dan arwah maka dilakukanlah berbagai acara pengorbanan sebagaimana tersurat berikut ini: Mazmur 106:37, 38: “Mereka mengorbankan anak-anak lelaki mereka, dan anak-anak perempuan mereka kepada roh-roh jahat, dan menumpahkan darah orang yang tak bersalah, darah anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan mereka, yang mereka korbankan kepada berhala-berhala Kanaan, sehingga negeri itu cemar oleh hutang darah”.

Gambar

Belenggu Spiritisme dalam mencari pesugihan.Ada berbagai dampak negatif bagi setiap orang yang mempraktikkan spiritisme yaitu:



Mengalami kutukan Tuhan dan bukan berkat Tuhan

Kitab Yesaya mengutarakan belenggu kutukan murka Tuhan akan menimpa para spiritisme dan mereka yang memperaktekkan okultisme, yaitu yang diungkapkan oleh Yesaya (Yesaya 8: 20-22) sbb :

ü  Tidak terbit fajar

ü  Lalu lalang di negri itu

ü  Melarat (miskin)

ü  Lapar

ü  Gusar

ü  Mengutuk rajanya dan Allahnya.Artinya mengalami kepahitan hidup

ü  Kesesakan

ü  Kegelapan

ü  Kesuraman yang menghimpit

ü  Akan dibuang ke dalam kabut,maka tidak dapat melihat ke depan secara terang



BAB 4

Kesimpulan :

Okultisme berpengaruh kuat pada masyarakat Jawa. Orang Jawa yang belum mengenal Tuhan Yesus secara sungguh-sungguh mereka mempunyai keyakinan yang mendalam bahwa mereka dapat memperoleh kekayaan dan kesuksesan bila datang berdoa di tempat-tempat keramat. Adanya unsur sinkritisme juga telah mempengaruhi pola pikir orang Jawa dalam menjalani kehidupannya.



Kekristenan secara tegas menolak upaya mencari kekayaan dengan pergi ke tempat-tempat keramat dan melakukan penyembahan kepada roh-roh orang mati maupun kegiatan mitologi. Jalan yang patut diambil adalah gereja kembali kepada dasar kebenaran firman Allah. Kristus Yesus adalah jalan kehidupan, dan menyembah patung atau roh merupakan penyembahan kepada kuasa kegelapan.



Pemutusan ikatan okultisme harus dilakukan oleh gereja dengan aktif mengkonseling jemaat dan melakukan konfrontasi atas kehidupan dosa semacam ini.



Matius 11:28-30 menegaskan bahwa Allah sungguh mengasihi umat-Nya. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."


“ Maka kata Yesus sekali lagi : Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” ( Yohanes 10:10)


Daftar Pustaka :

1.     Ign. Gatut Saksono, Mencari Pesugihan, Jogjakarta : Yabinkas , 2008 Hal : XXII

2.     Tim Progdi Sosiologi Agama,2007
(Oleh : Sariyanto)


"Mohon Maaf sebelumnya. Bagi yang menjalankan Ritual Pesugihan. Perhayat kepercayaan seolah2 selalu dihubungkan dengan hal hal yang supranatural dan klenik. Padahal tidak semua Perhayat melakukan ritual - ritual pesugihan . Bagaimana pendapat para pemangku adat, para leluhur budaya bangsa jangan sampai kita hancur oleh hal- hal yang merusak kepribadian kita ."