Penguatan Kapasitas Organisasi
Rapat Pleno membicarakan agenda-agenda strategis MLKI pada tahun 2016. Setelah melakukan refleksi atas kegiatan MLKI selama delapan bulan terakhir, anggota Presidium memfokuskan perhatiannya pada agenda-agenda yang mendesak diwujudkan. Salah satu agenda itu adalah pembentukan dan konsolidasi MLKI di wilayah Kalimatan Timur dan Nusa Tenggara Barat [NTB]. Sebagaimana dipahami, di kedua wilayah ini keberadaan kelompok adat dan Penghayat sangat besar, akan tetapi selama ini belum berhasil dikonsolidasi dengan maksimal. Atas dasar inilah, pada tahun 2016 ini MLKI memfokuskan perhatiannya pada konsolidasi di sejumlah wilayah Indonesia Timur.
Sesungguhnya di semua wilayah Indonesia keberadaan kelompok adat dan Penghayat sangat banyak, akan tetapi belum semua berhasil dikonsolidasi dengan baik oleh MLKI. Di samping alasan periode kepengurusan yang baru berjalan kurang dari dua tahun, alasan lainnya adalah kekuatan sumber daya MLKI. Sampai saat ini kekuatan MLKI hanya bergantung pada swadaya dari para pengurus dan anggotanya. Inilah hambatan terbesar sehingga agenda konsolidasi harus dilakukan secara bertahap.
Agenda lain yang tidak kalah penting adalah sosialiasi keberadaan MLKI baik di level pemerintah maupun di masyarakat akar rumput. Harus diakui bahwa selama ini pandangan masyarakat terhadap organisasi-organisasi Penghayat masih diwarnai dengan pelbagai stigma. Hal yang sama juga terjadi pada semua lapisan pemerintah. Drs. K.P. Sulistyo Tirtokusumo, MM. berpandangan bahwa MLKI harus lebih pro-aktif dalam kegiatan sosialisasi karena hal tersebut akan menentukan penerimaan masyarakat dan masa depan organisasi-organisasi Kepercayaan di masa yang akan datang.
Serah Terima Ketua Presidium
Sebagaimana amanat Pasal 14 [1] Anggaran Dasar MLKI bahwa, “Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia dipimpin secara kolektif kolegial oleh Presidium’. Pasal ini dalam perwujudannya diterjemahkan dengan cara melakukan rotasi ketua Presidium setiap delapan bulan sekali. Delapan bulan pertama sejak MLKI dideklarasikan pada 2014, ketua MLKI dijabat oleh Ir. Engkus Ruswana, MM. Sesudah itu, ketua Presidium diserahterimakan pada Naen Suryono, SH., MH.
Rapat Pleno kali ini sekaligus menandai masa berakhirnya periode kedua. Sesudah menjalankan periode delapan bulan dan memberikan laporan pertanggungjawaban secara tertulis, dalam Rapat Pleno ini juga dilakukan serah terima ketiga dari Naen Suryono, SH.,MM. kepada Dr. Ir. Andri Hernandi. Proses serah terima ini berjalan santai, khidmat, dan semua orang merasa tetap menjadi bagian dari kepengurusan kolektif kolegial yang menjadi ciri khas dan komitmen MLKI.
Dr. Ir. Andri Hernandi sendiri mengawali periode kepemimpinannya tetap dengan bersahaja. “Ini adalah tanggung jawab yang harus tetap dipikul bersama-sama Presidium lain,” tegasnya. Demikianlah, suasana bersahaja itu tetap mewarnai Rapat Pleno hingga rampung. Semua orang tetap terikat komitmen perjuangan MLKI yang bertekad menjadi wadah tunggal bagi organisasi-organisasi Kepercayaan di Indonesia. ©
0 comments:
Posting Komentar