Petikan dari kakawin ini
Di bawah ini diberikan beberapa contoh petikan dari kakawin ini bersama dengan terjemahannya. Yang diberikan contohnya adalah manggala, penutup dan sebuah petikan penting.Manggala
Pada Kakawin Sutasoma terdapat sebuah manggala. Manggala ini memuja Sri Bajrajñana yang merupakan intisari kasunyatan.Jika beliau menampakkan dirinya, maka hal ini keluar dalam samadi sang Boddhacitta dan bersemayam di dalam benak. Lalu beberapa yuga disebut di mana Brahman, Wisnu dan Siwa melindungi. Maka sekarang datanglah Kaliyuga di mana sang Buddha datang ke dunia untuk membinasakan kekuasaan jahat.Manggala | Terjemahan |
---|---|
1 a. Çrî Bajrajñâna çûnyâtmaka parama sirânindya ring rat wiçes.a | 1 a. Sri Bajrajñana, manifestasi sempurna Kasunyatan adalah yang utama di dunia. |
1 b. lîlâ çuddha pratis.t.hêng hredaya jaya-jayângken mahâswargaloka | 1 b. Nikmat dan murni teguh di hati, menguasai semuanya bagai kahyangan agung. |
1 c. ekacchattrêng çarîrânghuripi sahananing bhur bhuwah swah prakîrn.a | 1 c. Ia adalah titisan Pelindung tunggal yang menganugrahi kehidupan kepada tri buwana – bumi, langit dan sorga – seru sekalian alam. |
1 d. sâks.ât candrârka pûrn.âdbhuta ri wijilira n sangka ring Boddhacitta | 1 d. Bagaikan terang bulan dan matahari sifat yang keluar dari batin orang yang telah sadar. |
2 a. Singgih yan siddhayogîçwara wekasira sang sâtmya lâwan bhat.âra | 2 a. Ia yang diterangi, yang manunggal dengan Tuhan, memang benar-benar Raja kaum Yogi yang berhasil. |
2 b. Sarwajñâmûrti çûnyâganal alit inucap mus.t.ining dharmatattwa | 2 b. Perwujudan segala ilmu Kasunyatan baik kasar ataupun halus, diajikan dalam sebuah doa dan puja yang khusyuk. |
2 c. Sangsipta n pèt wulik ring hati sira sekung ing yoga lâwan samâdhi | 2 c. Singkatnya, mari mencari-Nya dengan betul dalam hati, didukung dengan yoga dan samadi penuh. |
2 d. Byakta lwir bhrântacittângrasa riwa-riwaning nirmalâcintyarûpa | 2 d. Persis bagaikan seseorang yang merana hatinya merasakan rasa kemurnian Yang Tak Bisa Dibayangkan. |
3 a. Ndah yêka n mangkana ng çânti kineñep i tutur sang huwus siddhayogi | 3 a. Maka itulah ketentraman hati yang dituju seorang yogi sempurna. |
3 b. Pûjan ring jñâna çuddhâprimita çaran.âning miket langwa-langwan | 3 b. Biarkan aku memuja dengan kemurnian dan kebaktian tak tertara sebagai sarana untuk menulis syair indah. |
3 c. Dûrâ ngwang siddhakawyângitung ahiwang apan tan wruh ing çâstra mâtra | 3 c. Mustahil aku akan berhasil menulis kakawin sebab tiada tahu akan tatacara bersastra. |
3 d. Nghing kêwran déning ambek raga-ragan i manah sang kawîrâja çobha | 3 d. Namun, sungguh malu dan terganggu oleh pikiran akan sebuah penyair sempurna di ibukota. |
4 a. Pûrwaprastâwaning parwaracana ginelar sangka ring Boddhakâwya | 4 a. Pertama dari semua cerita yang saya gubah diturunkan dari kisah-kisah sang Buddha. |
4 b. Ngûni dwâpâra ring treat kretayuga sirang sarwadharmânggaraks.a | 4 b. Dahulukala ketika dwapara-, treta- dan kretayuga, beliau merupakan perwujudan segala bentuk dharma. |
4 c. Tan lèn hyang Brahma Wis.n.wîçwara sira matemah bhûpati martyaloka | 4 c. Tiada lain sang hyang Brahma, Wisnu dan Siwa. Semuanya menjadi raja-raja di Mercapada (dunia fana). |
4 d. Mangké n prâpta ng kali çrî Jinapati manurun matyana ng kâla murkha | 4 d. Dan sekarang pada masa Kaliyuga, Sri Jinapati turun di sini untuk menghancurkan kejahatan dan keburukan. |
Penutup
Pupuh penutup adalah pupuh nomor 148.Epilog | Terjemahan |
---|---|
1 a. Nâhan tântyanikang kathâtiçaya Boddhacarita ng iniket | 1 a. Maka inilah akhir dari sebuah cerita indah dan digubah dari kisah sang Buddha. |
1 b. Dé sang kawy aparab mpu Tantular amarn.a kakawin alangö | 1 b. Oleh seorang penyair bernama mpu Tantular yang menggubah kakawin indah. |
1 c. Khyâtîng rat Purus.âdaçânta pangaranya katuturakena | 1 c. Termasyhur di dunia dengan nama Purusadasanta (pasifikasi raja Purusada). |
1 d. Dîrghâyuh sira sang rumengwa tuwi sang mamaca manulisa | 1 d. Semoga semua yang mendengarkan, membaca dan menyalin akan panjang umurnya. |
2 a. Bhras.t.a ng durjana çûnyakâya kumeter mawedi giri-girin | 2 a. Hancur lebur para durjana, tak berdaya, gemetar, takut karena ngeri. |
2 b. Dé çrî râjasa raja bhûpati sang angd.iri ratu ri Jawa | 2 b. Oleh Sri Rajasa yang bertakhta di Jawa. |
2 c. Çuddhâmbek sang aséwa tan salah ulah sawarahira tinut | 2 c. Para abdinya berhati murni dan melaksanakan segala perintahnya tanpa salah. |
2 d. Sök wîrâdhika mêwwu yêka magawé resaning ari teka | 2 d. Sungguh banyak para pahlawan unggul, jumlahnya ada ribuan yang memberikan rasa takut kepada para musuh. |
3 a. Ramya ng sâgara parwatêki sakapunpunan i sira lengeng | 3 a. Indahlah laut dan gunung di bawah penguasaannya. |
3 b. Mwang tang râjya ri Wilwatikta pakarâjyanira n anupama | 3 b. Dan ibukota Wilwatikta (= Majapahit) sungguh indah di luar bayangan. |
3 c. Kîrn.êkang kawi gîta lambing atuhânwam umarek i haji | 3 c. Banyaklah jumlah para penyair, tua dan muda yang menggubah nyanyian dan kakawin yang menghadap sang ratu. |
3 d. Lwir sang hyang çaçi rakwa pûrn.a pangapusnira n anuluhi rat | 3 d. Bagaikan Dewa Candra kekuasaannya menyinari dunia. |
4 a. Bhéda mwang damel I nghulun kadi patangga n umiber i lemah | 4 a. Berbeda dengan karyaku bagaikan gajah yang terbang di atas tanah. |
4 b. Ndan dûra n mad.anêka pan wwang atimûd.ha kumawih alangö | 4 b. Mustahillah menyamai karena orang bodoh yang seolah-olah menulis kakawin indah. |
4 c. Lwir bhrân.tâgati dharma ring kawi turung wruh ing aji sakathâ | 4 c. Seperti seseorang yang bingung mengenai kewajiban seorang penyair tidak mengenal peraturan bersyair. |
4 d. Nghing sang çrî Ran.amanggalêki sira sang titir anganumata. | 4 d. Namun Sri Ranamanggala juga yang menjadi panutanku. |
[sunting] Bhinneka Tunggal Ika
Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Lengkapnya ialah:Jawa Kuna | Alih bahasa |
---|---|
Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, | Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda. |
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen, | Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali? |
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal, | Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal |
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa. | Terpecah belahlah itu,, tidak ada kebenaran yang mendua. |
Penggubah dan masa penggubahan
Kakawin Sutasoma digubah oleh mpu Tantular pada masa keemasan Majapahit di bawah kekuasaan prabu Rajasanagara atau raja Hayam Wuruk. Tidak diketahui secara pasti kapan karya sastra ini digubah. Oleh para pakar diperkirakan kakawin ini ditulis antara tahun 1365 dan 1389. Tahun 1365 adalah tahun diselesaikannya kakawin Nagarakretagama sementara pada tahun 1389, raja Hayam Wuruk mangkat. Kakawin Sutasoma lebih muda daripada kakawin Nagarakretagama.Selain menulis kakawin Sutasoma, mpu Tantular juga jelas diketahui telah menulis kakawin Arjunawijaya. Kedua kakawin ini gaya bahasanya memang sangat mirip satu sama lain.
Kakawin Sutasoma sebagai sebuah karya sastra Buddhis
Kakawin Sutasoma bisa dikatakan unik dalam sejarah sastra Jawa karena bisa dikatakan merupakan satu-satunya kakawin bersifat epis yang bernafaskan agama Buddha.Penurunan kakawin Sutasoma
Kakawin Sutasoma diturunkan sampai saat ini dalam bentuk naskah tulisan tangan, baik dalam bentuk lontar maupun kertas. Hampir semua naskah kakawin ini berasal dari pulau Bali. Namun ternyata ada satu naskah yang berasal dari pulau Jawa dan memuat sebuah fragmen awal kakawin ini dan berasal dari apa yang disebut "Koleksi Merapi-Merbabu". Koleksi Merapi-Merbabu ini merupakan kumpulan naskah-naskah kuna yang berasal dari daerah sekitar pegunungan Merapi dan Merbabu di Jawa Tengah. Dengan ini bisa dipastikan bahwa teks ini memang benar-benar berasal dari pulau Jawa dan bukan pulau Bali.[sunting] Resepsi kakawin Sutasoma di Bali
Di pulau Bali kakawin ini merupakan salah satu kakawin yang cukup digemari. Hal ini berkat kiprah I Gusti Sugriwa, salah seorang pakar susastra dari Bali yang mempopulerkan kakawin ini. Ia sebagai contoh banyak menggunakan petikan-petikan dari kakawin ini dalam bukunya mengenai pelajaran kakawin.Penerbitan kakawin Sutasoma
Kakawin Sutasoma telah diterbitkan dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Soewito Santoso. Suntingan teksnya diterbitkan pada tahun 1975.Selain itu di Bali banyak pula terbitan suntingan teks. Salah satu contohnya yang terbaru adalah suntingan yang diterbitkan oleh "Dinas Pendidikan provinsi Bali" (1993). Namun suntingan teks ini dalam aksara Bali dan terjemahan adalah dalam bahasa Bali.
Antara tahun 1959 - 1961 pernah diusahakan penerbitan teks sebuah naskah yang diiringi dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia oleh I Gusti Bagus Sugriwa.
Pada tahun 2009 terbit terjemahan baru dalam bahasa Indonesia beserta teks aslinya dalam bahasa Jawa Kuna. Suntingan teks dan terjemahan diusahakan oleh Dwi Woro R. Mastuti dan Hastho Bramantyo.
[sunting] Daftar pustaka
- (ban) (jv) Dinas Pendidikan Bali, 1993, Kakawin Sutasoma. Denpasar: Dinas Pendidikan Bali.
- (id) Dwi Woro Retno Mastuti dan Hastho Bramantyo, 2009, Kakawin Sutasoma. Mpu Tantular. Jakarta: Komunitas Bambu. ISBN 979-3731-55-9
- (id) Poerbatjaraka dan Tardjan Hadiwidjaja, 1952, Kepustakaan Djawa'. Djakarta/Amsterdam: Djambatan.
- (en) Soewito Santoso, 1975, Sutasoma. New Delhi: Aditya Prakashan
- (id) I Gusti Bagus Sugriwa, 1959 - 1961 Sutasoma / ditulis dengan huruf Bali dan Latin, diberi arti dengan bahasa Bali dan bahasa Indonesia. Denpasar: Pustakamas
- (en) P.J. Zoetmulder, 1974, Kalangwan: a survey of old Javanese literature. The Hague : Martinus Nijhoff ISBN 90-247-1674-8
- (id) P.J. Zoetmulder, 1983, Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang. pp. 415-437. Jakarta: Djambatan
0 comments:
Posting Komentar